Sabtu, 26 April 2014

Kereta Api, Rel dan Stasiunnya


 ini foto tentang Stasiun Tugu nemu profil Stasiun Tugu di wikipedia
Kalau beberapa hari lalu ada yang ngeliat dan nemuin cowok tampan, pakai kacamata sendirian, galau dan kayak orang ilang di Stasiun Tugu, berarti selamat kamu baru aja ngeliat wujud seorang Aditya Winantaka.hehe.
Memang, beberapa hari lalu, dua hari berturut-turut bolak-balik ke Stasiun Tugu. 
Buat Apa? Trip? Travelling? vacation? holiday? Enggak kok,

tapi buat nukerin tiket. 

celingak celinguk sekitarku sepi, akhirnya jepret deh
Jadi gini, ini di luar rencana sebulan tepatnya bulan Maret lalu pacarku pengen balik ke Jogja. Padahal sebelumnya ada rencana dia balik ke Jogjanya bulan April ini. Dan dia pun sudah mesen tiket juga buat April pulang. Nah karena ada perubahan rencana mendadak itu, akhirnya kudu beli tiket lagi dan batalin tiket yang sudah dibeli buat bulan April. Aku kira ketika batalin tiket perjalanan tersebut uang buat gantinya bisa langsung didapat saat itu juga, tapi tidak. Ternyata harus nunggu sampai bulan depannya, akhirnya batalin bulan Maret, bulan April baru di dapat. Dan itupun uang baru bisa diambil saat jatuh tempo yang tertera di tanggal pembatalan tiket. Erghhhh...
Setelah dapetin uang ganti pembatalan tiket dari Mbak-mbak cantik di stasiun aku balik ke parkiran. Dalam perjalanan ke parkiran motor, tiba-tiba ada kereta lewat. Karena aku masih pengen hidup, aku ngalah, biarin ajalah kereta lewat duluan. jess..jess..


 ini bukan lokasi bunuh diri, tapi lokasi aku bersandar di pagar ngadep rel
Sambil nunggu, aku nyalain rokok dan nempel di pagar, ngliatin kereta lewat. Kurang galau apa coba.
Karena lagi galau, ya akhirnya terbersit pikiran ketika aku nyamain diriku sebagai sebuah kereta dan rel adalah sebuah jalan hidup yang sudah ditakdirkan Tuhan buatku. Betapa terpuruknya atau sedang jayanya aku ketika Tuhan telah menggariskan jalannya maka terjadilah. Rel itu jalannya gak selalu lurus tapi berbelak belok (walaupun beloknya gak tajem amat sih) begitu juga kehidupan gak selalu lurus tapi penuh tantangan. Dan kereta itu sudah ditakdirkan untuk berjalan di rel menuju ke stasiun yang dituju. Semua kereta punya relnya sendiri-sendiri dan punya stasiun tujuan masing-masing. Tapi kereta bisa gak sampai tujuan bila dia memilih untuk mengerem dan berhenti di tengah jalan. Itu pilihan...

ini foto nemu di wikipedia juga


Aku percaya ketika kita sabar dan gak gampang menyerah buat berusaha, apa yang kita inginkan akan tercapai karena kita sudah ditakdirkan untuk berangkat dan berjuang dengan tujuan dan jalan masing-masing. Jangan takut akan jadi apa dan akan kemana kita berjalan karena semua manusia sudah ditakdirkan Tuhan untuk mendapatkan yang terbaik. Tapi Tuhan juga memberikan dua pilihan kepada manusia untuk berusaha terus berjalan menuju ke tujuan yang terbaik atau memilih untuk berhenti di tengah jalan yang alhasil gak akan meraih tujuan yang diharapkan.

Setelah rokokku habis akupun melanjutkan jalanku....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar