Selasa, 29 April 2014

Preview Film Rio

Ketika gue menonton sebuah film cinta-cintaan, tiba-tiba salah satu artisnya bilang gini dengan membentak kepada pasangan di film itu,
"Makan itu Cinta!!!!"
Kalimat itu begitu menusuk sampai ke dalem-dalemannya hati gue. Sakit rasanya ketika mendengar atau membaca cerita dengan kalimat seperti itu. Sadis...
Jika gue jadi cowok dalam film itu gue bakal bingung jawab gimana ketika dibentak kayak gitu. Gimana gak bingung, harga diri seorang cowok langsung runtuh saat itu ya pengorbanan dan perjuangan yang selama ini kayaknya gak dipandang. Tapi setelah berabad-abad gue merenung, ada benernya ketika si cewek bilang kayak gitu, berusaha realistis di jaman sekarang, Apa ketika kita beli makan bisa bayar pakai cinta? Apa kita beli rumah bisa bayar pake cinta? Jawabnya enggak. Tapi uang bisa beli itu semua.... *jongkok dan masih bingung.
Akhirnya daripada tambah bingung gue skip dan nonton film yang gak ribet. Akhirnya gue pilih film kartun Rio. Tapi ini bukan Rio 2 yang sekarang baru hangat-hangatnya, tapi Rio aja, film pertama Rio. Karena emang yang jilid pertamanya ini, gue belum liat. Dan gue pun nonton film ini sampai habis, nonton sendirian, di poin sendirian gue tebelin karena ini penting.
Film ini lumayanlah untuk film animasi kartun, cukup lucu, sampai gue berlinang air mata. 




Film  ini menceritakan tentang Blu, burung yang  dipelihara oleh seorang gadis bernama Linda di Minnesota. Blu ini sangat disayang dan dimanja oleh Linda. Semua yang dibutuhkan Blu selalu dipenuhi Linda sehingga dia sangat nyaman dengan keadaannya saat itu. Suatu saat datang seorang ahli burung bernama Tulio yang mengatakan bahwa Blu merupakan jenis burung yang langka dan sudah hampir punah, dia juga mengabarkan bahwa masih ada satu spesies burung sejenis berjenis kelamin betina yang masih tersisa dan ada di Brazil, tepatnya Rio de Janeiro. Dan demi menjaga supaya tidak punah, maka Linda dan Blu harus ke sana yang sebetulnya merupakan tempat lahir Blu sendiri. Bagi Blu ini langkah berat karena harus meninggalkan tempat nyamannya di Minnesotta.
Tapi kemudian Linda dan Blu terbang ke Rio untuk menjaga kelangsungan spesies burung tersebut. Sampai di sana Blu bertemu dengan satu-satunya burung betina yang masih tersisa bernama Jewel. Blu dan Jewel akhirnya disatukan tetapi tidaklah mudah karena mereka berbeda karakter. Si Blu yang sejak awal dipelihara manusia karena kemudian dia merasa nyaman dengan hal itu menjadikan dia takut untuk jauh dari Linda, pemiliknya. Sedangkan Jewel bertipe pemberontak yang kurang suka dengan manusia karena dia ingin hidup bebas di alam. Di petualangan mereka ada tokoh yang bernama Nigel, burung kakaktua putih jahat yang berusaha menculik mereka berdua atas perintah seorang pemburu liar. Tidak mudah lepas dari cengkraman Nigel yang dibantu para kera. Blu dan Jewel juga harus meminta bantuan Rafael si burung Toucan dan Luiz si anjing. Ada hal menarik, ketika kita mengetahui bahwa Blu seekor burung tapi tidak bisa terbang. Ya hal itu terjadi karena sejak kecil dia dipelihara dan dirawat manusia, tanpa perlu terbang pun semua kebutuhannya bakal terpenuhi. Dia sudah merasa nyaman dengan keadaan itu. Tapi itu tidak berlangsung lama karena ada suatu kejadian dimana dia harus terbang, yaitu saat Linda dengan sayapnya yang terluka jatuh dari langit. Mau tidak mau Blu harus terbang menyelamatkannya. Dan akhirnya karena cinta yang begitu besarnya dia memutuskan untuk berusaha terbang, dan berhasil. Seperti cerita kartun lainnya, akhirnya mereka hidup bahagia.
Gue merasa tertarik dengan poin dimana si Blu gak bisa terbang tapi karena cintanya dia nekat berusaha terbang untuk menyelamatkan pasangannya. Hal itu gue tarik lurus ke kalimat Makan itu Cinta dalam film sebelumnya yang gue tonton. Gue nemuin benang hijau di dalamnya, bahwa cinta itu penting. Tapi dengan cinta saja itu tidak cukup. Karena cinta itu letaknya ada di dalam hati, tanpa usaha dan perjuangan apalah arti cinta. Seperti seorang kutu buku yang mencintai artis cewek terkenal, si Artis cewek itu gak akan tahu si kutu buku kalau si kutu buku enggak memperjuangkan cintanya tersebut. Begitu juga hidup, ketika kita cinta seseorang kita tidak cukup hanya bilang kita cinta pasangan kita dan bakal bahagia selamanya gitu aja. Misal cewek kita kelaperan guling-guling di jalan sambil nangis dia teriak,"Aku lapar! Aku lapar!" terus kita sebagai cowoknya tau si cewek lapar, cuma bilang,"Aku cinta kamu, aku cinta kamu, aku cinta kamu.." berulang kali. Sampai kemudian kita tanya lagi ke ceweknya,"Sudah kenyang belum?" tapi si cewek cuma diem aja, dia mati kelaperan....
Gak mungkin kan kita pengen cewek kita sedih, pasti semua orang bahagia kalau pasangannya bahagia juga. Nah, cinta itu bagi gue merupakan hal suci tapi cinta gak berarti apa apa kalau tidak diikuti dengan usaha dan perjuangan. Seperti beras yang penting tapi tidak akan berarti apabila tidak diolah dulu agar bisa dimakan.
Kalimat,"Makan itu Cinta" memang sadis tapi cukup membuka mata gue bahwa cinta saja tidak cukup, tunjukkan dengan usaha lu agar dunia tahu betapa indahnya cinta lu itu.

Terinspirasi dari film Rio (2011) 
Produksi: 20th Century Fox

Tidak ada komentar:

Posting Komentar