Selasa, 29 April 2014

Derby Istimewa Yogyakarta : PSS Sleman dan PSIM Yogyakarta

"Majulah Kau Sleman
Berlarilah Kau Sleman
Berjuanglah Kau Sleman
Menanglah PSS Sleman"

gambar hasil karya @edillions

Hari ini Selasa (29/4/2014), bagi penikmat sepak bola di Daerah Istimewa Yogyakarta hari ini bukanlah hari yang seperti biasanya. Mengapa? Tak lain dan tak bukan karena tepat sore ini  ada pertandingan antara PSS Sleman vs PSIM Yogyakarta, ya ini bukan pertandingan biasa, ini adalah D.I.Y (Derby Istimewa Yogyakarta). Bisa dipastikan pertandingan sore ini akan sangat seru, penuh dengan muatan gengsi dan rivalitas. Lihat saja, jauh-jauh hari sebelum pertandingan dimulai di dunia pertwitteran mulai menghangat dipenuhi suara dukungan masing-masing suporternya kepada tim kesayangannya. Coba saja kunjungi account-account  media twitter baik dari PSS Sleman ada @ELJA_Kaskus @psssleman1976 @PSSday @UltrasPSS1976 @BCSxPSS_1976 maupun dari PSIM Yogyakarta ada @Brajamusti_YK @MataramOnKaskus @The_Maident @mataram1929 @BRAJAMUSTI_1929 terlihat mereka menyemangati tim kesayangannya masing-masing.
Dalam sejarahnya, pertandingan ini sering ada gesekan sehingga walau sekarang ini hubungan mereka sudah terjalin dengan baik, masih saja ada yang khawatir dengan kejadian dulu  akan terulang kembali. Puncaknya keputusan panpel PSS yang menolak suporter PSIM dalam laga lanjutan Divisi Utama ISL 2014 tersebut. Banyak yang menyesalkan keputusan tersebut, tapi apa mau dikata pilihan sudah dipilih, dan itu demi menjaga kondusifitas. Tapi apakah benar keputusan tersebut akan menghalangi suporter kedua tim akan datang dan mendukung timnya berlaga, aku rasa tidak. Seperti biasa, Slemania dan BCSxPSS akan selalu semangat mendukung PSS berlaga begitu juga suporter PSIM Yogyakarta, Brajamusti dan The Maident  yang akan datang ke Maguwoharjo dengan berbagai cara agar bisa mendukung tim kesayangannya. Kalaupun suporter tamu memang akan datang semua, tetap semoga saja rivalitas terjadi hanya 90 menit di dalam lapangan. Tentunya rivalitas dalam berkreasi mendukung masing-masing tim kesayangannya tanpa kalimat rasis dan tindakan provokatif yang memecah belah hubungan kedua tim dan suporternya. Kalimat slogan satu DIY satu semoga bisa menjadi spirit pemersatu DIY sebagai sebuah bentuk rasa persaudaraan yang akan selalu terjaga.

Dan here we are,  Jam 14.30 tepat aku bersama temanku berangkat ke Maguwo. Ya kami hanya 2 orang dari Sleman Kota. Memang di sini sudah tidak seramai dulu, karena maklum banyak yang merantau dan sedang bekerja. Sampai di gerbang, terlihat penjagaan tidak seperti biasanya. Polisi berpakaian preman mengawasi dimana-mana. Belum lagi setelah membayar parkir motor, sempat ada razia dari pihak kepolisian. Mereka memeriksa tubuh kami dan isi jok motor juga. Kami lolos, karena memang niat kami melihat dan mendukung PSS saja tanpa membawa barang-barang yang mencurigakan dan berbahaya. Setelah memarkirkan motor, kami bergegas untuk membeli tiket sebelum masuk. Tidak sabar untuk menikmati pertandingan sore ini.

Pertandingan ini dilaksanakan sore hari tapi hal tersebut tidak mengurangi antusias penonton untuk datang. Walaupun memang tidak seramai waktu pertandingan pembukaan perdana kemarin yang dilaksanakan malam hari. Dan betapa kagetnya aku ketika melihat Tribun Merah ternyata dipenuhi suporter tim tamu PSIM, terlihat Brajamusti dan Maident tetap hadir mendukung tim kesayangannya berlaga. Walaupun sudah ada himbauan dari Panpel pertandingan, tapi tidak melunturkan semangat mereka untuk datang.
PSS yang bermaterikan pemain macam Ali Barkah, Adelmund, Waluyo, Aang, Wahyu Gunawan, Eli Nasoka, Marwan, Rasmoyo, Anang Hadi, Monieaga, Saktiawan Sinaga, belum lagi ada Ridwan Awaludin, Ade Christian, Guy Junior, dan lain lain dianggap memiliki materi pemain yang lebih baik dari PSIM yang di isi materi pemain lokal macam  Tri Handoko, Engkus Kuswaha, Topas, Ony Kurniawan dan lain-lain. Hal itulah mengapa PSS diunggulkan dalam pertandingan kali ini, selain tentunya karena berlaga sebagai tuan rumah. Tapi ternyata ketika pertandingan berjalan, PSIM terlihat bisa mengimbangi permainan tuan rumah. Bahkan beberapa kali gawang PSS sempat terancam dengan serangan PSIM. PSS bukan tanpa kesempatan, tapi PSS punya baaaaanyak kesempatan tapi sayang lemahnya finishing membuat tidak bisa tercipta gol. Lini tengah juga terlihat semrawut, bahkan lini belakang juga terlihat kedodoran mengatasi serangan PSIM, sehingga perlu dilakukan evaluasi di semua lini. Pertandingan pun berakhir dengan kedudukan 0-0. 

Seru di pertandingan, seru juga di tribun penonton. Pada awalnya adem ayem, tapi ketika pertandingan berjalan, entah awalnya bagaimana tapi dari tribun utara dan merah terlihat saling melempar. Kejadian itu berlangsung cukup lama, sehingga pertandingan terhenti untuk beberapa saat. Di ujung laga tensi pertandingan berlangsung semakin memanas dan tak dinyana kembali terjadi kericuhan, kali ini tribun selatan dan tribun merah. Sampai peluit dibunyikan tanda berakhirnya pertandingan, saling lempar masih terjadi. Sempat juga terdengar suara letusan beberapa kali. Korban pun berjatuhan, aku yang di tribun selatan beberapa kali melihat beberapa teman di gotong. Miris melihatnya. Tak berapa lama aku mencium bau yang khas dan menyengat, apakah ini gas air mata atau bukan aku tidak tahu persis, tapi rasanya sesak dan cukup pedih di mata. Belum selesai di sampai di situ, banyak remaja putri yang pingsan terlihat digotong teman-temannya, mungkin efek karena sesak berdesak-desakan atau karena terkena gas air mata. Temanku langsung menyarankan mencari air mineral dan membasahi air tersebut ke kain yang kami bawa, cukup manjur karena kemudian dapat mengurangi rasa pedih di mata. Aku dan beberapa teman berpindah ke Tribun Biru untuk menyelamatkan diri. Ada kejadian lucu ketika akan menaiki pagar, aku beberapa kali mencoba tapi gagal.hehe..Untung ada seorang yang tidak aku kenal membantuku untuk naik, terima kasih mas dimanapun kamu berada

Banyak hal yang didapat saat pertandingan derby kali ini yaitu pertandingan yang berakhir seri, permainan PSS yang masih banyak kekurangan dan kericuhan antar suporter yang terjadi. Tapi yang jelas pertandingan ini banyak pelajaran yang bisa dipetik bagi semua pihak, terutama karena adanya kericuhan yang terjadi. Memang nasi telah menjadi bubur, tapi ini bukan akhir karena jalan masih panjang. Kejadian yang terjadi sore hari ini menjadi bahan instropeksi semua pihak untuk ke depannya, terutama bagi semua suporter yang datang di stadion sore tadi untuk bersikap lebih dewasa lagi dan jangan sampai dikuasai emosi sesaat. Aku gak bisa bayangin, esok hari ketika temenku si A dan si B yang notabene teman dekat tapi karena si A yang mendukung PSS Sleman dan si B yang mendukung PSIM, apakah mereka kemudian memutuskan hubungan pertemanan karena kejadian sore tadi. Aku gak bisa bayangin melihat sikap orang tua yang tahu anaknya terluka sore tadi. Beruntung bagi kita yang sampai ke rumah tidak kekurangan apapun, tapi tidak menutup kemungkinan ketika kejadian seperti itu terulang lagi bisa jadi kita korban selanjutnya. Jadi lebih baik dan tidak ada salahnya untuk menahan emosi dan bersikap lebih dewasa.

1DIY1

Didedikasikan untuk para suporter yang telah berjuang mendukung masing-masing timnya dan juga  korban yang berjatuhan sore tadi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar